ASDEKI.org – Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (ASDEKI) meneken kerjasama MoU serta Memorandum Kolaborasi (MOC) dengan Inland Port Perlis Sdn. Bhd. (IPPSB) dan Penang Port Sdn.Bhd (PPSB) sebagai bagian konektivitas logistik di ASEAN.
“Ini peluang yang bagus bagi pengusaha depo kontainer Indonesia untuk mengembangkan usaha depo di Perlis. Kemudian, dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang ahli bisa dipekerjakan di depo kontainer,” kata Ketua Umum ASDEKI Khairul Mahalli melalui keterangan tertulisnya, Jumat (29/11).
Penandatanganan kerjasama tersebut disaksikan langsung Menteri Besar Perlis Mohd Shukri Ramli di Chuping Valley Industrial Area Padang Besar Perlis, Malaysia.
Mahalli menjelaskan bahwa langkah kerjasama tersebut betujuan untuk membuat cost logistic Indonesia bisa berdaya saing.
“Saya ajukan kepada mereka agar transhipment via Perlis ini bisa lebih kompetitif untuk produk ekspor kita dan menekan cost produk impor,” katanya.
Inland Port Perlis Sdn. Bhd. (IPPSB), pengembang pusat logistik canggih Perlis Inland Port (PIP), telah mengumumkan penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) strategis dengan Penang Port Sdn. Bhd. (PPSB) dan Memorandum Kolaborasi (MOC) dengan Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (ASDEKI), menandai langkah penting menuju peningkatan perdagangan regional, optimalisasi logistik, dan penguatan posisi Malaysia dalam koridor logistik ASEAN.
Nota Kesepahaman dengan Penang Port ini ditandatangani oleh Dato’ Seri Syed Mohamad Syed Murtaza, Ketua PPSB, sementara Nota Kesepahaman dengan ASDEKI difasilitasi Khairul Mahalli sebagai Ketua Umum ASDEKI, yang menggarisbawahi visi bersama untuk mendorong kolaborasi lintas batas dalam sektor logistik.
Terletak di dalam Kawasan Industri Lembah Chuping, Perlis Inland Port (PIP) diposisikan secara strategis untuk menghubungkan Malaysia dengan mitra dagang utama, termasuk Indonesia, Singapura, Thailand, Laos, dan Tiongkok.
Dengan dukungan Otoritas Pelaksanaan Koridor Utara (NCIA) dan Negara Bagian Perlis, fasilitas ini dirancang untuk menangani lebih dari 300.000 TEU setiap tahunnya pada tahap pertamanya, dengan tujuan perluasan sebesar 1 juta TEU.
Sebagai pelabuhan pedalaman yang berfokus pada rel, PIP sejalan dengan Kebijakan Transportasi Nasional Malaysia 2019-2030 untuk mengubah angkutan barang dari jalan raya ke rel, meningkatkan keberlanjutan, dan memperkuat Malaysia sebagai pusat logistik di kawasan tersebut.
“MOU ini mencerminkan komitmen bersama kami untuk mengembangkan lanskap logistik yang lancar dan efisien di Malaysia Utara,” kata Dato’ Shabaruddin Ibrahim, Ketua Eksekutif Grup Mutiara Perlis Sdn. Bhd., yang mewakili IPPSB.
“Kami senang berkolaborasi dengan PPSB untuk memperkuat pergerakan barang lintas batas, yang menguntungkan pelanggan dan mendorong keuntungan ekonomi bagi kedua wilayah,” tambahnya.
Menurutnya MOC dengan ASDEKI memperluas jangkauan IPPSB di kawasan ASEAN, dengan menekankan kerja sama lintas batas dan koordinasi logistik dengan Indonesia. Kemitraan ini sejalan dengan visi PIP untuk menjadi pemain logistik utama di Asia Tenggara, yang memungkinkan arus kargo yang lebih lancar dan menciptakan sinergi ekonomi antara Malaysia dan Indonesia.
“Keterlibatan ASDEKI menggarisbawahi kerangka kerja bersama untuk pertumbuhan bersama, yang memungkinkan kedua negara untuk memanfaatkan keahlian logistik dan membina koridor logistik ASEAN yang terintegrasi. Memperluas jaringan kami dengan ASDEKI memposisikan PIP untuk mendukung perdagangan regional dan membina hubungan ekonomi dengan mitra-mitra kami di Indonesia,” kata Shabaruddin Ibrahim.
Nota Kesepahaman dengan PPSB beserta dengan MOC dengan ASDEKI, melambangkan komitmen jangka panjang IPPSB untuk memperkuat perdagangan regional dan membangun ekosistem logistik yang berkelanjutan dan tangguh di Malaysia.
Pembangunan kemampuan antarmoda dan memanfaatkan kemitraan dengan pelaku logistik regional dan global, IPPSB memperkuat posisinya sebagai kontributor penting bagi industri logistik Malaysia yang terus berkembang dan koridor perdagangan ASEAN.