ASDEKI.org – Ketua Umum DPP Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (ASDEKI) Khairul Mahalli mengapresiasi langkah pemerintahan Prabowo Subianto membatalkan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen secara menyeluruh kecuali barang-barang mewah.
“Diharapkan (biaya) jasa-jasa kepelabuhan tidak dinaikkan karena menyangkut daya saing produk-produk baik di dalam maupun luar negeri,” kata Khairul Mahalli melalui keterangan persnya, Rabu (2/1).
Ia pun optimis dengan aktivitas perdagangan dan investasi Indonesia bisa meningkat hingga memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pada 2025 sebesar 8 persen.
Dengan adanya pembatalan kenaikan PPN, maka seluruh barang dan jasa yang selama ini dikenakan PPN 11 persen tidak mengalami perubahan sama sekali.
Adapun yang dikenakan PPN 12 persen adalah barang mewah yang selama ini dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), seperti kapal pesiar, pesawat udara pribadi, kendaraan bermotor mewah, rumah, apartemen, dan kondominium mewah.
Khairul mengatakan bahwa outlook 2025 untuk angkutan barang laut memiliki prospek yang baik. Menjelang tahun 2025, sektor angkutan barang laut akan mengalami kemajuan dan transformasi yang luar biasa. Pemulihan ekonomi global dari epidemi, bersama dengan perkembangan teknologi dan perubahan kebijakan perdagangan, akan menentukan logistik barang laut di masa mendatang.
Namun, apa tepatnya yang harus kita amati sebagai tren utama di tahun 2025?
“Pesatnya perkembangan teknologi merupakan salah satu faktor penentu terpenting angkutan barang laut pada tahun 2025. Logistik barang laut sedang diubah oleh ide-ide termasuk kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), dan blockchain,” kata Khairul.
Menurutnya teknologi tersebut bisa menurunkan biaya, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan keterbukaan. Blockchain, misalnya, dapat mempercepat prosedur dokumentasi, kecerdasan buatan dapat memaksimalkan kontrol kargo dan perencanaan rute.
Seberapa penting keberlanjutan bagi logistik angkutan laut?
Sementara itu di sektor transportasi laut, keberlanjutan mulai menjadi pusat perhatian. Perusahaan berinvestasi dalam teknologi dan metode yang lebih ramah lingkungan karena isu lingkungan dan aturan yang ketat mengharuskannya.
“Penerapan bahan bakar alternatif—seperti biofuel dan gas alam cair (LNG—diprediksi akan meningkat. Selain itu, kemungkinan yang lebih umum adalah desain kapal hemat energi dan pemanfaatan sumber energi terbarukan di pelabuhan,” ujarya.
Situasi logistik barang laut akan selalu sangat bergantung pada kebijakan perdagangan dan hubungan internasional. Perubahan dalam perjanjian perdagangan, tarif, dan masalah geopolitik semuanya dapat sangat memengaruhi pengiriman melalui laut. Misalnya, permintaan untuk layanan kargo laut dan jalur pengiriman akan dipengaruhi oleh negosiasi perdagangan berkelanjutan antara negara-negara besar.
Keterbatasan kapasitas merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi sektor transportasi laut. Meskipun permintaan barang melalui air kemungkinan akan meningkat, ketersediaan kapal dan infrastruktur pelabuhan mungkin tidak dapat mengimbanginya. Kemacetan, keterlambatan, dan lebih banyak biaya dapat terjadi akibat kesenjangan ini. Untuk mengatasi masalah ini, bisnis harus melakukan investasi dalam perluasan armada dan peningkatan fasilitas pelabuhan.
Kesulitan utama lain yang dihadapi logistik barang laut adalah kekurangan tenaga kerja. Untuk semua jenis operasi—termasuk penanganan kapal, perbaikan, dan manajemen logistik—sektor ini sebagian besar bergantung pada tenaga kerja yang berkualifikasi. Kurangnya staf yang berkualifikasi dapat menyebabkan gangguan aktivitas dan pengaruh kualitas layanan. Perusahaan sedang menyelidiki inisiatif otomatisasi dan pelatihan untuk menarik dan mempertahankan orang guna membantu mengimbangi hal ini.
Khairul mengatakan bisnis kargo laut akan selalu dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global seperti inflasi, perubahan nilai mata uang, dan tingkat perkembangan ekonomi. Tarif pengiriman dan volume perdagangan keduanya dapat dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi. Agar tetap kompetitif di pasar logistik angkutan laut, bisnis harus dapat dengan cepat menyesuaikan keuangan mereka agar dapat mengikuti perkembangan zaman.
Bagaimana bisnis dapat menggunakan digitalisasi untuk kargo laut?
Untuk sektor transportasi laut, digitalisasi menawarkan beberapa peluang untuk ekspansi. Penggunaan perangkat dan platform digital dapat membantu bisnis meningkatkan efisiensi operasional, menyediakan layanan pelanggan yang lebih baik, dan memperoleh keunggulan kompetitif. Misalnya, platform barang digital membantu pengirim dan operator melacak secara real-time dan meningkatkan komunikasi mereka, sehingga memfasilitasi operasi kargo melalui laut yang lebih efektif.
Keuntungan dari kemitraan dan kerja sama
Mendorong pengembangan dalam industri logistik angkutan laut bergantung pada kerja sama dan aliansi. Dengan bekerja sama, bisnis dapat mendistribusikan informasi, sumber daya, dan keterampilan untuk menghadapi kendala dan meraih prospek baru. Hubungan strategis yang melibatkan otoritas pelabuhan, perusahaan teknologi, dan pihak berkepentingan lainnya dapat menghasilkan ide-ide kreatif dan layanan yang ditingkatkan.
Sementara itu perubahan selera konsumen berarti bahwa bisnis harus menyesuaikan diri untuk memenuhi kebutuhan baru ini. Waktu pengiriman yang lebih cepat, lebih banyak keterbukaan, dan metode yang ramah lingkungan semakin ditegaskan di sini. Perusahaan dapat meningkatkan loyalitas dan kebahagiaan konsumen dengan menyesuaikan aktivitas mereka dengan preferensi ini. Mempertahankan daya saing di sektor kargo laut sebagian besar akan bergantung pada investasi dalam teknologi, proyek lingkungan, dan sistem logistik yang efektif.