ASDEKI.org – PT Pelindo Multi Terminal (SPMT), bagian dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang fokus pada terminal non-petikemas, terus meningkatkan kinerja operasional dan pengembangan terminal di Belawan untuk mendukung pertumbuhan sektor logistik, terutama dalam komoditas kelapa sawit dan produk terkait dari Sumatera Utara.
Khoiruddin Lubis, Manajer Cabang SPMT Belawan, menjelaskan bahwa Pelabuhan Belawan mengelola empat terminal utama yang memiliki peran penting dalam perdagangan domestik dan ekspor, termasuk Terminal Curah Cair untuk CPO, Terminal Food and Feed, serta dua terminal untuk komoditas kering dan batubara.
“Pertama, Terminal Curah Cair yang dominan melayani aktivitas CPO (Crude Palm Oil) dan produk turunannya yang kapasitasnya mencapai hingga 6 juta ton. Kedua, Terminal Food and Feed yang menangani kargo Curah Kering berkapasitas hingga 1 juta ton per tahun. Ketiga, Terminal Curah Kering yang digunakan untuk bongkar muat komoditas bungkil (palm kernel expeller/PKE) yang dilengkapi dengan peralatan full mekanis dan mampu menangani sekitar 800 ribu ton per tahun. Keempat, Terminal Curah Kering untuk bongkar muat komoditas Batubara, Batu Split, Pasir, Tanah Liat dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 700–800 ribu ton,” jelas Khoiruddin.
SPMT Branch Belawan berkontribusi signifikan terhadap ekspor CPO dan produk turunannya, dengan volume ekspor mencapai 3,5–4 juta ton per tahun dengan tujuan utama China dan Jepang, serta melayani distribusi pupuk curah domestik yang vital bagi sektor perkebunan, sambil menerapkan program transformasi untuk meningkatkan efisiensi operasional.
Selain itu, ekspor bungkil mencapai 700–800 ribu ton, sementara ekspor cangkang ke Jepang sekitar 300 ribu ton per tahun
Menurut Khoiruddin, pengembangan terminal di Belawan sejalan dengan potensi besar industri kelapa sawit di Sumatera Utara. SPMT Branch Belawan telah menjadi salah satu pintu utama ekspor kelapa sawit dan produk turunannya.
Di sisi perdagangan domestik, SPMT Branch Belawan melayani distribusi pupuk curah sekitar 600–700 ribu ton per tahun, yang menjadi kebutuhan vital bagi sektor perkebunan.