ASDEKI.org – Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) menyambut baik peran Bank Indonesia (BI) Jawa Barat untuk memberikan bantuan dan membina para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam bidang fesyen agar bisa tembus di pasar internasional.
“Bank Indonesia memegang peranan penting dalam menggairahkan, menggiatkan, mendorong para pengusaha ini ya. Apalagi kategori kecil, menengah untuk bisa go global,” ujar Ketua Umum DPP Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Khairul Mahalli saat diundang sebagai pembicara penutupan program pendampingan UMKM fashion potensial ekspor tahun 2025 di Bandung, Rabu (30/4).
Pihaknya yakin dan percaya melalui kolaborasi dan kerjasama usaha untuk menaikkan kelas UMKM dari Provinsi Jabar bisa dilakukan dengan kemauan dan tekad yang besar.

“Tidak ada usaha yang tidak dapat kita lakukan kalau ada semangat dan kemauan. Ya, kemauan yang besar. Dan kita yakin bahwa Indonesia yang mempunyai produk yang cukup luar biasa dari bawah laut sampai ke atas bumi ini, tidak ada yang tidak bisa kita olah,” katanya.
Dia menyebut Ketua Pembina Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS) Hashim Djojohadikusumo mendukung secara penuh bentuk kerjasama untuk meningkatkan devisa Indonesia melalui industri fesyen agar bisa tembus pasar internasional.
Untuk itu GPEI sebagai anggota luar biasa Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan FORMAS mencanangkan agar produk fesyen Jabar bisa go global melalui Focus Group Action (FGA).
“Jadi pada hari ini 30 April, mari kita canangkan bahwa produk Jawa Barat harus bisa menembus pasar dunia. Jadi kita buktikan untuk itu,” katanya.

Sementara itu Kepala Perwakilan BI Jabar Muhamad Nur mengatakan bahwa penyelenggaraan program pendampingan UMKM fashion potensial ekspor tahun 2025 berkolaborasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Depok dan program pendampingan difasilitasi oleh Yayasan Pendidikan Desain Indonesia (ESMOD Jakarta).
“Program Pendampingan UMKM Fashion Potensial Ekspor 2025 dan Fashion Show UMKM bersama ESMOD Jakarta dalam rangka meningkatkan kesiapan dan daya saing UMKM bidang fashion dalam menembus pasar internasional,” katanya.
Muhamad Nur mengatakan bahwa selama ini Bank Indonesia mendorong agar UKMM bisa terus bekembang hingga akhirnya bisa merambah pasar internasional. Pasalnya pasar tenaga kerja hampir 97 persen diserap oleh UMKM.
“Bisa nggak kita bayangkan kalau nggak ada UMKM? Wah, pengangguran akan ada di mana-mana itu. Kalau sudah terjadi pengangguran yang tinggi, dampaknya akan besar, stabilitas dan lain sebagainya,” katanya.
Ia mengatakan Bank Indonesia menargetkan supaya UMKM go ekspor, namun bukan berarti pasar dalam negeri diabaikan.
“Kita tetap pasar dalam negerinya itu harus kita penuhi dengan baik dan kita juga bisa merambah ke tempat lain,” ujar Muhamad Nur.
Pada kesempatan tersebut digelar acara fashion show di mana produk fesyen yang dipamerkan berasal dari UMKM binaan dan mitra Bank Indonesia di Jawa Barat yang sejak dulu sudah dikenal dengan sebutan Paris van Java.
Masing-masing UMKM binaan BI berasal dari Kota Bandung, Depok, Garut, Kota Bogor, Cimahi, Sukabumi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bogor. Total UMKM binaan BI berjumlah 15 pengusaha.